Minggu, 12 Juni 2011

Seminar Pendidikan

FILOSOFI PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

Sistem pendidikan saat ini dinilai sudah meninggalkan falsafah Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro, Hal ini dapat dilihat dengan maraknya indikasi politisasi dan perdagangan di bidang pendidikan.

Pengamat pendidikan Ki Purwanto Hadi R yang juga dosen Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa, Yogyakarta menyatakan hal tersebut dalam Seminar yang diselenggarakan Jurusan Teknik Mesin Otomotif, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan IKIP Veteran Semarang yag bertema Filosofi Pendidikan KHD dalam menyikapi pendidikan global, Minggu (1/5).

“Ini yang sangat bahaya, pendidikan sudah tidak murni lagi sebagai sarana pendidikan seperti KHD, tapi politisisasi sudah demikian menguat,” tegas Purwanto Hadi.

Seperti diketahui bahwa filosofi KHD adalah “Ing ngarso sung tulodho ing madyo mangun karso Tut Wuri Handayani”. Filosofi ini sudah banyak ditinggalkan, apalagi dengan pengaruh politik yang merambah di dunia pendidikan saat ini sangat kental.

Bahkan, menurut Purwanto tidak hanya itu pendidikan saat inipun juga sudah menjadi komoditas perdagangan. Terbukti dengan masuknya sekolah-sekolah internasional, dimana yang pendidikan ini dinilai mahal dan yang bisa masuk hanya orang-orang berduit saja.

Selain sekolah internasional, RSBI juga dipandang sebagai program yang tidak berhasil. Sekolah model ini lebih terkesan sebagai sekolah bertarif internasional dan melupakan pembangunan karakter bangsa. “Apakah hanya dengan pengantar berbahasa Inggris terus dikatakan internasional?, “ ungkapnya.

Sementara itu Ketua Panitia Seminar, Drs Sumaryono MPd menyatakan bahwa dengan acara tersebut bertujuan calon pendidik lebih memahami secara komprehensif di masa dulu di masa dulu KHD secara utuh, dimasa dulu seperti apa dan sekarang bagaimana.

“ Sekarang ini calon pendidik ini melihat bagaiman carut marut dunia pendidikan, jadi saat mereka nanti sudah terjun ke dunia pendidikan sudha bisa memikirkan bagaimana ke nasib masa depan pendidikan ini. Tetap pada filosofi KHD,” tandas Sumaryono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar