Selasa, 22 Maret 2011

Teknik Korosi I

Korosi Logam

Fuad Abdillah,ST.MT.IPP
Dosen PTM-Otomotif IKIP Veteran Semarang

KOROSI pada logam menimbulkan kerugian tidak sedikit. Hasil riset yang berlangsung tahun 2002 di Amerika Serikat memperkirakan, kerugian akibat korosi yang menyerang permesinan industri, infrastruktur, sampai perangkat transportasi di negara adidaya itu mencapai 276 miliar dollar AS. Ini berarti 3,1 persen dari Gross Domestic Product (GDP)-nya.
SEBETULNYA, negara-negara di kawasan tropis seperti Indonesia paling banyak menderita kerugian akibat korosi ini. Sayangnya, tidak ada data yang jelas di negara-negara tersebut tentang jumlah kerugian setiap tahunnya. Padahal, korosi menyerang hampir semua peralatan yang terbuat dari logam. Mulai dari peralatan dapur, mesin cuci, sampai mesin mobil. Salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian kita adalah bahwa banyaknya korosi yang berat terjadi di pantai maupun laut. Beruntung, beberapa kabel bawah laut yang berfungsi untuk jaringan internet saat ini sudah digantikan dengan serat optik yang bebas dari korosi.
Emas (Au) dan platina (Pt) murni dikenal sebagai bahan yang tahan terhadap korosi. Tetapi tidak mungkin kita menggunakan Au dan Pt untuk berbagai keperluan seperti membuat jembatan. Dengan mengetahui dasar-dasar korosi, kita bisa menekan terjadinya korosi.
Korosi yang disebabkan oleh proses oksidasi pada logam setelah bereaksi dengan kandungan uap air di udara dapat dicegah (minimal diperlambat) dengan cara pelapisan permukaan logam dengan pengecatan, pelapisan dengan bahan polimer, maupun pelapisan dengan logam tahan karat seperti nikel-krom. Bahkan, pada bagian-bagian mobil, bodi dan bemper, misalnya, telah dipakai bahan baru pengganti logam dari bahan komposit polimer.
Korosi tidak hanya disebabkan oleh kandungan uap air yang tinggi di udara, tetapi juga oleh suhu benda (logam) yang tinggi pada saat operasi. Hal ini terjadi pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools) atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor dan lain-lain). Karena itu, diperlukan bahan pelapisan yang tahan panas sekaligus tahan oksidasi sehingga logam tidak mengalami korosi. Sebab, bahan ini mampu menahan masuknya atom oksigen ke permukaan logam.
Untuk mencegah korosi pada perkakas atau bagian mesin seperti di atas, tidak bisa digunakan pelapisan dengan bahan komposit polimer karena titik leleh yang rendah. Maka, para periset di industri mencoba untuk meneliti kemungkinan penggunaan bahan komposit keramik sebagai lapisan pelindung logam dari korosi.
Dalam usaha untuk mencari bahan pelapis baru yang tahan terhadap oksidasi sehingga dapat mencegah korosi, baik pada suhu kamar maupun suhu tinggi, dibuat nanokomposit dengan nanoteknologi dan bahkan telah diproduksi dalam skala industri. Nanokomposit nc-TiN ini selain memiliki kekerasan dan ketangguhan tinggi, ternyata memiliki ketahanan terhadap oksidasi. Hal ini disebabkan oleh terbungkusnya nanokristal logam titan nitrat (nc-TiN, warna keemasan) oleh fase amorf titan disilisid (TiSix, warna biru) dan silikon nitrat (Si, warna merah). Dengan demikian, fase amorf berfungsi ganda: mencegah tergelincirnya butiran kristal yang mengakibatkan kekerasan tinggi dan mencegah oksidasi. Fase amorf Si memang terkenal sebagai diffusion barrier.
Pengukuran kandungan oksigen dilakukan dengan dua alat, yaitu EDX (Energy Dispersive X-ray spectroscopy) dan ERD (Energy Recoil Dispersivespectroscopy). Hasilnya mengejutkan. Meskipun nanokomposit tersebut telah dibiarkan selama dua tahun di udara terbuka, kandungan oksigennya sangat sedikit (sekitar 0,05 atom persen) dan hanya dapat dideteksi oleh peralatan yang canggih dan mahal seperti ERD.
Demikian pula bila dilakukan pemanasan pada material tersebut dalam udara kering, sampai suhu 800°C, kandungan oksigennya sangat rendah asalkan tebal selubung amorfnya cukup untuk membungkus seluruh permukaan kristal TiN. Sifat nanokomposit yang tahan oksidasi ini sangat mencengangkan karena baik logam titan maupun titan nitrit sangat mudah teroksidasi pada suhu kamar.
KELANJUTAN dari riset nanokomposit tahan oksidasi ini adalah pembuatan nanokomposit alloy titan-aluminium yang merupakan modifikasi dari nanokomposit. Caranya, atom titan dalam kristal titan nitrid disubstitusikan dengan atom aluminium untuk membentuk nanokomposit nc-(Ti,Al)N/a-Si. Dengan memasukkan aluminium dalam kristal TiN, maka pencegahan oksidasi tidak saja berasal dari selubung pelindung dari fase amorf, tetapi juga terbentuknya lapisan anti-oksida Al di permukaan kristal (Ti,Al)N.
Pemakaian lapisan tahan oksidasi untuk mencegah korosi baru digunakan di industri alat potong (cutting tools) dan belum secara luas dikembangkan pada pelapisan mesin dan perkakas yang lain, apalagi untuk mobil. Selain penggunaan bahan yang tahan korosi, proses pelapisan secara elektrokimia juga banyak digunakan untuk menghambat korosi bahan logam utamanya.
Meski demikian, bahan pelapis pencegah korosi ini memiliki potensi yang besar di masa mendatang, bila teknologi pelapisan sudah semakin maju agar pelapisan pada permukaan yang luas dapat dilakukan dengan mudah. Yang paling mungkin, pelapisan pada mesin-mesin industri. (Di peruntukkan untuk mahasiswa PTM-otomotif IKIP Veteran Semarang)

Dari uraian di atas, jawablah berbagai hal di bawah ini.

1. Jelaskan mekanisme proses korosi dan proses pelapisan secara elekrokimia. Bedakan anoda dan katoda berdasarkan pergerakan elektron.
2. Jelaskan mengenai serat optik dan aplikasinya yang lebih luas.
3. Selain mahal, mengapa bahan tahan korosi seperti Au dan Pt tidak digunakan sebagai bahan utama untuk membuat kendaraan bermotor?
4. Sebutkan persyaratan akar proses korosi tidak terjadi.
5. Jelaskan mekanisme perlindungan terhadap korosi besi oleh seng dan timah putih.
6. Jelaskan mengapa kerang dapat mempercepat korosi pada badan kapal yang terbuat dari logam?
7. Mengapa besi lebih cepat mengalami korosi dibandingkan dengan aluminium bila digunakan untuk panic masak?
8. Jelaskan mekanisme perlindungan galvanik (metode anoda yang dikorbankan dan metode tegangan terpasang) terhadap korosi pada baja. Berikan contoh untuk aplikasi pipa bawah tanah, kapal dan tangki air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar